Home GALLERY Pedagogi Outbound Lontar

Pedagogi Outbound Lontar

o

rang sering bertanya, “Apa untungnya mengikuti kegiatan outbound selain hanya capek?”  Tidak bisa dipungkiri, selama ini kita biasa mengikuti kegiatan outbound tanpa mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapai. Inilah salah satu penyebab kita sering beranggapan, bahwa kegiatan outbound tidak memberi manfaat apa pun pada para peserta. Padahal jika dilihat dari sejarahnya, kegiatan outbound merupakan salah satu metode pembelajaran yang bersumber dari pengalaman (experiential learning method).

Experiential Learning Method merupakan pelatihan dengan panduan antara media alam terbuka dan metode belajar dari pengalaman yang dapat memberikan memberikan hal sangat positif.  Hal ini sesuai dengan ungkapan seorang Filsuf Confucius (450 AD),

“Saya dengar… saya lupa – Saya lihat… mungkin saya ingat – Saya melakukan… maka saya paham.”

Menurut para pakar, peserta pelatihan di alam terbuka dapat melepaskan diri pesertanya dari paradigma lama, bebas dari batasan formalitas, bisa mengembangkan kreativitasnya, serta membuka dirinya terhadap suatu perubahan yang positif. Dari suatu “metoda” belajar dari pengalaman pelatihan di alam terbuka (outbound training, outwardbound, experiential exercise games atau outing venture games), pelatihan ini memerlukan ketegasan, terutama keberanian untuk meninggalkan berbagai teori, sehingga tidak ragu-ragu lagi dan berani masuk lebih dekat, kepada realitas hubungan antara manusia dan alam.

Hikmah dari pengalaman dan responsi diri sendiri dalam setiap aktivitas, tidak mustahil memberikan upaya untuk mencoba “meneorikan”hikmah yang diperolehnya, serta merancang hikmah itu menjadi rencana untuk beberapa tindakan dalam pekerjaan, atau pun dalam kehidupan sehari-harinya.

Proses belajar dari pengalaman atau learning by doing ini, diharapkan memberikan “kekuatan”dengan adanya berbagai situasi dalam pelatihan. Selama itu peserta seakan-akan mendapat paksaan untuk memberikan respons spontan yang melibatkan fisik, emosi dan kecerdasan, sehingga secara langsung atau tidak langsung, peserta dapat lebih memahami dirinya sendiri, juga diri orang lain.

Dengan membicarakan secara terbuka seluruh pola stimulus respons ini, diharapkan juga akan muncul pemahaman pada suatu keahlian, nilai ataupun karakter, sehingga memberikan tanggapan kreatif terhadap perubahan yang harus terjadi di dunia ini.

“Meskipun sederhana, pemaknaan terhadap pengalaman akan membuatnya istimewa” -Simon Sugito

Dengan pemahaman tersebut, kami mengembangkan program-program outbound dengan memastikan adanya internalisasi nilai dan tumbuhnya motivasi peserta untuk terus berkembang dalam kehidupan mereka selanjutnya. Untuk itu, apa yang membuat kami dipercaya oleh para klien tak lain dan tak bukan adalah komitmen kami untuk melaksanakan tahapan-tahapan ini:

  1. MENGALAMI: Proses selalu kami pastikan berjalan dengan baik untuk memberi pengalaman setiap peserta untuk melakukan sendiri aktivitas. Dengan ini, peserta benar-benar menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan outbound yang dijalani.
  2. MENGUNGKAPKAN: Setelah melakukan sesuatu, hal yang kami nilai sangat penting adalah mengungkapkan dengan menyatakan kembali apa yang dialaminya itu, berikut tanggapan atau kesan (sensing & self reviewing)
  3. MENGOLAH: Peserta kemudian mengkaji semua ungkapan pengalaman rekannya, lalu mengaitkannya dengan pengalaman lain yang mungkin mengandung ajaran atau makna serupa (self reflection – memberi makna pada pengalaman)
  4. MENYIMPULKAN: Kelanjutan logis dari pengkajian adalah keharusan untuk mengembangkan atau merumuskan prinsip, berupa kesimpulan umum dari pengalaman tadi.
  5. MENERAPKAN: Langkah terakhir adalah menyusun rencana untuk menerapkan beberapa prinsip yang diperoleh tadi ke dalam kehidupan nyata selanjutnya (self resolution)

Segera hubungi Lontar Edukasindo untuk mendapat detail program outbound kami?